19 Februari 2010

Bertemu Di Syurga

Bersumber dari Raja’ bin Umar An-Nakha’i, dia pernah bercerita:
“Dahulu di kota Kufah tinggallah seorang pemuda tampan rupawan yang tekun dan rajin beribadat, dan dia termasuk salah seorang ahli zuhud. Suatu hari pemuda itu singgah di kalangan kaum An-Nakha’ dan di sana dia bertemu dengan seorang gadis yang cantik. Sejak melihatnya pertama kali, dia pun jatuh hati dan tergila-gila oleh kecantikannya. Demikian juga si gadis yang merasakan hal serupa sejak pertama melihat pemuda itu. Si pemuda lalu mengutus seseorang untuk meminangnya, tetapi ternyata gadis tersebut telah dipertunangkan dengan putera bapa saudaranya.Mendengar keterangan ayah si gadis itu, mereka berdua menahan beban cinta yang sangat berat. Si gadis tadi kemudian mengutus seorang hambanya untuk menyampaikan sepucuk surat kepada pemuda tambatan hatinya: “Aku tahu betapa engkau sangat mencintaiku, dan kerananya, betapa besar penderitaanku terhadap dirimu sekalipun cintaku tetap untukmu. Seandainya engkau berkenan, aku akan datang berkunjung ke rumahmu atau aku akan memberikan kemudahan kepadamu bila engkau mahu datang ke rumahku.” Setelah membaca isi surat tersebut, si pemuda kacak itu pun berkata kepada utusan wanita pujaan hatinya, “Kedua tawaran itu tidak ada satu pun yang kupilih! Sesungguhnya aku takut akan seksaan hari yang besar bila aku sampai derhaka kepada Tuhanku. Aku juga takut akan neraka yang api dan jilatannya tidak pernah surut dan padam.” Pulanglah utusan kekasihnya itu dan dia pun menyampaikan segala yang disampaikan oleh pemuda itu. Si gadis lalu berkata, “Selamanya aku belum pernah menemui seorang yang zuhud dan selalu takut kepada Allah SWT seperti dia. Demi Allah, tidak seorang pun yang layak mendapatkan gelaran kemuliaan kecuali dia, sedangkan kebanyakan orang adalah munafik.” Setelah berkata demikian, gadis itu lalu melepas segala urusan duniawinya serta membuang jauh-jauh segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Dia pun memakai pakaian dari tenunan kasar dan sejak itu tekun beribadat, sementara hatinya merana, badannya juga kurus oleh beban cintanya yang besar kepada pemuda yang dicintainya. Dan kerinduannya yang mendalam menyelimuti sepanjang hidupnya hingga akhir hayatnya. Setelah gadis itu meninggal dunia, sang pemuda sering pula berziarah ke makamnya. Pada suatu ketika dia bermimpi seakan-akan melihat kekasihnya dalam keadaan yang sangat menyenangkan. Pemuda itu pun bertanya, “Bagaimana keadaanmu dan apa yang kau dapatkan setelah berpisah denganku?” Gadis kekasihnya itu menjawab dengan menyenandungkan untaian syair: Kasih... cinta yang terindah adalah mencintaimu, sebuah cinta yang membawa kepada kebajikan. Cinta yang indah hingga angin syurga berasa malu burung syurga menjauh dan malaikat menutup pintu. Mendengar penuturan kekasihnya itu, pemuda tersebut lalu bertanya kepadanya, “Di mana engkau berada?” Kekasihnya menjawab dengan melantunkan syair: Aku berada dalam kenikmatan dan kehidupan yang tiada mungkin berakhir berada dalam syurga abadi yang dijaga oleh para malaikat yang tidak mungkin binasa yang akan menunggu ketibaanmu, wahai kekasih Pemuda itu kembali berkata kepada kekasihnya, “Di sana aku mohon agar engkau selalu mengingatiku dan sebaliknya aku pun tidak dapat melupakanmu!” “Dan demi Allah, aku juga tidak akan melupakan dirimu. Sungguh, aku telah memohon untukmu kepada Tuhanku juga Tuhanmu dengan kesungguhan hati, sehingga Allah berkenan memberikan pertolongan kepadaku!” jawab gadis kekasihnya itu. Pemuda itu kembali berkata kepadanya, “Bila aku dapat melihatmu kembali?” “Tak lama lagi engkau akan datang menyusulku kemari,” jawab kekasihnya. Tujuh hari sejak pemuda itu bermimpi bertemu dengan kekasihnya, ia meninggal dunia. Semoga Allah sentiasa mencurahkan kasih sayang-Nya kepada mereka berdua dan mempertemukannya kembali di syurga.

20 Muhasabah Harian Anda

1. Beristighfar/bertasbih setiap hari
2. Berzikir mengingati Allah
3. Sembahyang 5 waktu
4. Berpuasa sunat
5. Mengerjakan solat-solat sunat
6. Berselawat kepada Rasulullah
7. Bersyukur di atas nikmat Allah
8. Bertawakkal/berserah kepada Allah dalam setiap urusan
9. Memaafkan kesalahan orang lain
10. Menghubung silaturrahim
11. Memberi nasihat yang baik kepada manusia
12. Mendengar peringatan tentang agama yang baik untuk diri
13. Menziarahi orang sakit/miskin
14. Menziarahi kubur untuk mengambil iktibar
15. Bersedekah/menafkah harta pada jalan yang benar
16. Mencegah kemungkaran bila melihatnya
17. Sentiasa berfikir dan bertindak kearah kebaikan
18. Sentiasa mengingati maut yang anda pasti menemuinya
19. Menyebarkan salam dan menebarkan kasih sayang kepada semua manusia
20. Seorang yang sabar dan redha dengan ketetapan Allah

Tiga Dimensi Musibah

Setiap manusia akan mengalami musibah, tidak ada manusia yang bebas daripada musibah, oleh kerana itu, maka kita perlu menpunyai pengetahuan yang baik mengenai konsep musibah, kerana akan sangat membantu dalam menghadapi musibah yang menimpa.
Musibah menurut Al Qur'an dan Hadits mempunyai paling sedikit 3(tiga) dimensi :
Pertama: Sebagai hukuman Allah atas pembangkangan yang dilakukan manusia pada aturan yang telah ditetapkan-Nya (hukum causalitet=hukum sebabakibat), Sebagaimana hadits Rasulullah : " Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hambanya, maka didahulukan baginya hukuman di dunia (berupa musibah dan kesusahan agar terhapus dosa-dosanya). Dan apabila menghendaki keburukan pada hamba-Nya, maka Dia akan menahan darinya (membiarkannya) dengan dosa-dosanya sehingga (dosa- dosa tersebut) dibalas pada hari kiamat" (HR.Turmudi)
Kedua : Sebagai penghapusan dosa, sehingga dengan demikian di akhirat nanti ada dosa yang tidak diperhitungkan lagi, karena hukumannya sudah ditunaikan Allah di dunia (sebagai penebus dosa), Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya orang-orang soleh akan diperberat (musibah) ke atas mereka. Dan tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu musibah, seperti tertusuk duri atau lebih ringan dari itu, kecuali akan dihapuskan dosa-dosanya dan akan ditingkatkan darjatnya" (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Alhakim danBaehaqi)
Ketiga : Sebagai ujian untuk kenaikan darjat di mata Allah (sebagaimana yang dialami oleh Rasulullah SAW dan para Nabi yang lainnya.). Rasulullah bersabda : "Umatku adalah ummat yang dirahmati, mereka tidak akan diazab di akhirat.Sesungguhnya azabnya diberikan di dunia, yaitu berupa fitnah (ujian dalam kehidupan dunia), zalaazil (guncangan jiwa yang sangat) dan mati terbunuh dalam jihad fi sabilillah" (HR. Abu Dawud, Thabrani, Alhakim danBaehaqi). Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda : "Manusia yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang soleh yang meneladaninya. Seseorang akan diuji menurut kekuatan imannya, apabila imannya kuat, maka makin berat ujiannya, apabila imannya kurang kuat, maka dia diuji menurut kadar kekuatannya, dia akan diuji terus sehingga ia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih(tidak berdosa)"(HR. Ahmad, Bukhari, Turmudi, dan Ibnu Majah).