19 Februari 2010

Tiga Dimensi Musibah

Setiap manusia akan mengalami musibah, tidak ada manusia yang bebas daripada musibah, oleh kerana itu, maka kita perlu menpunyai pengetahuan yang baik mengenai konsep musibah, kerana akan sangat membantu dalam menghadapi musibah yang menimpa.
Musibah menurut Al Qur'an dan Hadits mempunyai paling sedikit 3(tiga) dimensi :
Pertama: Sebagai hukuman Allah atas pembangkangan yang dilakukan manusia pada aturan yang telah ditetapkan-Nya (hukum causalitet=hukum sebabakibat), Sebagaimana hadits Rasulullah : " Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hambanya, maka didahulukan baginya hukuman di dunia (berupa musibah dan kesusahan agar terhapus dosa-dosanya). Dan apabila menghendaki keburukan pada hamba-Nya, maka Dia akan menahan darinya (membiarkannya) dengan dosa-dosanya sehingga (dosa- dosa tersebut) dibalas pada hari kiamat" (HR.Turmudi)
Kedua : Sebagai penghapusan dosa, sehingga dengan demikian di akhirat nanti ada dosa yang tidak diperhitungkan lagi, karena hukumannya sudah ditunaikan Allah di dunia (sebagai penebus dosa), Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya orang-orang soleh akan diperberat (musibah) ke atas mereka. Dan tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu musibah, seperti tertusuk duri atau lebih ringan dari itu, kecuali akan dihapuskan dosa-dosanya dan akan ditingkatkan darjatnya" (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Alhakim danBaehaqi)
Ketiga : Sebagai ujian untuk kenaikan darjat di mata Allah (sebagaimana yang dialami oleh Rasulullah SAW dan para Nabi yang lainnya.). Rasulullah bersabda : "Umatku adalah ummat yang dirahmati, mereka tidak akan diazab di akhirat.Sesungguhnya azabnya diberikan di dunia, yaitu berupa fitnah (ujian dalam kehidupan dunia), zalaazil (guncangan jiwa yang sangat) dan mati terbunuh dalam jihad fi sabilillah" (HR. Abu Dawud, Thabrani, Alhakim danBaehaqi). Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda : "Manusia yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang soleh yang meneladaninya. Seseorang akan diuji menurut kekuatan imannya, apabila imannya kuat, maka makin berat ujiannya, apabila imannya kurang kuat, maka dia diuji menurut kadar kekuatannya, dia akan diuji terus sehingga ia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih(tidak berdosa)"(HR. Ahmad, Bukhari, Turmudi, dan Ibnu Majah).

Tiada ulasan: